SUKA DUKA QC FURNITURE BAGIAN 2

Setelah beberapa bulan ditempatkan di Ngoro, saat awal menikah si Bos memanggil saya dan Alhamdulillah gaji saya dinaikkan beberapa ratus ribu rupiah saat itu. Cukuplah untuk membayar cicilan motor baru saat itu dan menafkahi istri tercinta. Namun kabar buruknya saya dipindah lagi di pabrik milik Korea di daerah dekat makam Gunung Gangsir Pasuruan.

Di pabrik kecil ini, saya setiap hari tidak inspek malahan cenderung membantu orang produksi terutama bagian finishing. Sedikit-sedikit saya belajar menggunakan spray gun, mengamplas, membuat “ANTIK” finishing dengan menggunakan steel wool dan kuas cat. Disini pula saya belajar cara mencuci mebel karena warna finishingnya yang terlalu tua.

Kurang lebih dua atau tiga bulan saya ditempat ini sebelum akhirnya teman lama saya menghubungi dan memberitahukan bahwa perusahaan tempat bekerjanya sekarang sedang membutuhkan QC. Dia segera mengabarkan agar saya segera mengirimkan surat lamaran ke tempatnya. Harap-harap cemas menanti berhari-hari, dia kembali mengabarkan bahwa surat lamaran saya belum diterima pihak kantor di Jakarta dan saya disuruh submit kembali lamaran tersebut.

Akhirnya saya dipanggil interview pertama di sebuah apartemen di kawasan HR Muhammad Surabaya. Di hari yang ditentukan saya bertemu dengan penginterview yang rupanya seorang cewek dengan umur kurang lebih 5 tahun lebih tua dari saya. Saya cukup kaget sebelumnya karena di dunia mebel yang keras terdapat juga seorang QC wanita. 

Selesai interview dia mengatakan bahwa ilmu dan pengetahuan furniture saya belum mencukupi untuk menjadi seorang QC di tempat tersebut, dia menawarkan posisi hanya sebagai “GLUE WARDEN” atau pengawas lem saat mebel di assembling. Saya menolak dengan tegas tawarannya dan mengatakan saya hanya mau menjadi seorang QC inspector dan bukan yang lain. Dia hanya tersenyum sinis dan mengatakan “Baiklah kalau begitu ditunggu saja”.

Beberapa hari menunggu gelisah rasanya karena tak kunjung dihubungi, pernah suatu saat ada telepon dari Jakarta masuk namun putus kembali karena kondisi sinyal telepon yang kurang bagus di tempat saya bekerja. Hingga suatu saat teman saya menghubungi dan mengatakan kenapa saya susah sekali dihubungi padahal ada jadwal untuk interview kedua. Dia kemudian mengatakan akan menghubungi saya lagi dan memberitahu jadwal pastinya.

Selang beberapa hari ternyata benar, saya dipanggil interview kedua di Hotel Majapahit dan bertemu dengan USER atau Manager QC Hardline dari Jakarta. Sempat bertemu dengan beberapa orang yang kelihatan selesai Meeting, akhirnya saya di interview dengan calon Manager saya kelak. Interview kedua ini nampaknya hanya sekedar basa basi, dan di akhir pertemuan dia berkata, “Kamu Senin besok ke Jakarta ini saya beri dua voucher taxi blue bird selama perjalanan, sedangkan tiket pesawat kamu beli sendiri dulu sampai di Jakarta nanti diklaim balik ke perusahaan."

Astaga, saya hanya bisa terkejut dan mengucap Alhamdulillah. Gaji saya di tempat yang baru naik hampir dua kali lipat, dan dengan fasilitas perusahaan yang bisa dikatakan mumpuni. Saya segera pulang ke rumah dan mengabarkan kabar baik tersebut ke istri yang kebetulan sedang hamil buah hati pertama kita. Simak kisah selanjutnya di SUKA DUKA QC FURNITURE BAGIAN 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUKA DUKA QC FURNITURE BAGIAN 1